arus balik cakrawala 2017 |
Arus
balik cakrawala 2017, tema pameran lukisan Yos Suprato mengingatkan sebuah novel
sang maestro Pramoedya yang mengkisahkan perjalanan sejarah sebuah bangsa. Selayang
pandang masyarakat maritim nusantara yang telah mengembangkan teknologi
maritim, menelusuri jejak penduduk
Nusantara dengan budaya maritimnya yang telah mengembangkan suatu jaringan
hubungan maritim yang sangat baik, didukung oleh kemajuan teknologi kapal,
keahlian navigasi, dan suatu enterprising spirit yang besar. Singkat tapi padat
dan merupakan referensi yang mampu dengan cepat membawa kita memasuki serta
mengenali budaya maritim dan pasang surut, sebuah episode yang penting zaman
bahari di Indonesia. Yang mengalami dua kali masa kejayaan sebagai bangsa yang
dibesarkan oleh peradaban maritim.
arus balik_galnas |
Di laut
telah melahirkan sumber ilmu pengetahuan dan ekonomi yang menjadi tonggak
sebuah perdaban yang paling muktahir. Dari laut melahirkan ilmu perbintangan
sebagai patokan navigasi, ilmu perbintangan melahirkan ilmu berhitung, laut
melahirkan metode yang mengawetkan makanan, kompas, perniagaan yang menjadi
penopang ekonomi yang menjadi pergerak kehidupan peradaban di atas bumi. Bahkan
sebuah kehidupan kolektif, gotong royong lahir dari komunitas kapal. Penguasaan
laut merupakan kunci dari kemajuan peradaban.
Bangsa maritim menjadi bangsa agraris.
Yakni kekuatan budaya bahari inilah yang lenyap ketika kerajaan-kerajaan besar
Nusantara mulai memunggungi laut akibat konflik antar daerah dan kedatangan
kekuatan kolonial. Memukul mundur peradaban maritim yang canggih di miliki oleh
bangsa Indonesia.
Pameran lukisan
tematik memunculkan gambaran secara menohok masa lampau di atas canvas akan tetapi tetap mempertahankan estetika berupa
garis-garis, warna dan gaya khas. Yos, menampilkan kebolehannya mengolah
figurasi realis yang berakar pada tradisi realisme sosial dengan simbolisme
surealistik. Arus balik cakrawala mengingatkan untuk tak melupakan peradaban
maritim.
Lukisan adalah
sebuah narasi visual rekam jejak peradaban nusantara yang kian di lupakan.
Layaknya cerita novel mengalir dalam bentuk sapuan warna yang menerawangkan imajinasi
kita untuk sebuah kisah novel Pramoedya “arus balik” jangan lupa daratan kata
seperti petuah nenek moyang kita yang seorang pelaut tangguh.. tapi setelah
melihat pameran tersirat kata-kata sepanjang perjalanan pulang ...Jangan
lupakan lautan.
0 komentar: