Bon kata ini serapan dari bahasa Belanda , Istilah bon meski sudah
jarang di pergunakan. “Ngebon dulu ya Mak , ehh yang kemaren aja belum dibayar
udah ngebon lagi mau dibon” Jadi
teringat dengan istilah ini dengan sekumpulan supir bemo yang ngebon dulu
setoranya kepada sang pemilik kendaraan atau pemillik warung kaki lima. Bon
yang artinya pinjam dahulu atau hutang.
Kalau tak punya uang di warung sudah kenal akbrab dengan satu
kata bon dulu pasti sudah paham kalau belum ada uang untuk membayar. Kata bon
juga di pakai terkait dengan peristiwa yang sudah hampir 50 tahun peristiwa
yang di kenal dengan gula sekilo eeh
Gestapo enam lima tak pakai PKI yang di kambing hitamkan walau PKI itu yang
saya tahu di sebut juga kaum merah hmm merah jadi hitam, hitam jadi merah.
Memurut KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) Bon kata ini
juga berarti perkumpulan ,atau
perserikatan seperti perkumpulan jaman kolonial
. Kalau tahun 65 kata Bon atau Dibon artinya juga di pinjam/ambil bukan uang
tapi orangnya tak terdengar lagi dimana
rimbanya .
Dibon merupakan istilah maut dan kematian bisa datang kapan
saja, begitu pengakuan para eks Tapol (Tahanan Politik) yang dianggap memberontak dan berpaham komunis, ketika mereka mengingat suasana masa
lalu. Saat mendekam di bui. Istilah maut
“dibon” menghantui mereka, yang berarti para tahanan dijemput oleh petugas
penjara ke dalam sel. Entah dibawa atau diserahkan kemana, yang jelas mereka
tak tahu diman keberadaanya kalu masih hidup dan dimana kuburnya kalau sudah
meninggal tak mucul juga kabarnya hingga kini.
“Dibon” atau “dipinjam”, menjadi kata yang sangat menakutkan
dan mengerikan bikin gundah . Bahkan diartikan dengan malaikat kematian yang menjemput ajal, bagi para Tapol
pada jaman awal Orba/militer menumpas PKI dan para simpatisannya.
Mereka yang dibon, berarti Tapol diambil dari sel tahan untuk
diinterogasi (baca disiksa). Dan cara menyiksa ini Orba ahlinya. Dari yang
paling ringan main bentak, kepruk, sundut api rokok, setrum, jari tangan di
injak dengan kaki meja yang diduduki
beberapa orang, dll cara penyiksaaanya. Hingga leher dijerat dengan
kawat sampai ajal menjemput. Tonton saja film “Act of Killing”, seperti
dipratikan oleh Anwar Kongo dan konco-konconya atau film "Jembatan Bacem" dimana
di sana digambarkan mereka diangkut seperti bertumpuk seperti bukan manusia.
Tapi kata bon hingga saat ini masih dipakai di penjara Kata
"Bon" juga masih di pakai di
penjara. Bon sama dengan di panggil petugas atau di introgasi karena ada
permasalah. Kalau ada yang di "BON" para Tahanan pada deg-degkan.. oh
ada gerangan apa ini… mau di apain nih, biasanya kalau ada masalah besar bisa
sampai ke penyiksaan, seperti di pukul di bagian badan ( wajah tidak di pukul
takutnya kalau nanti ada keluarga yang besuk bisa ketahuan sebagai bukti adanya
tindakan penyiksaan) dan yang bahkan ada
di setrum juga metode nya sama dengan penyiksaan tapol tapi kebanyakan tak
sampai malaikat nyawa menjemput.
Edwanov
November 2015
0 komentar: