musim hujan_edwanov mikel ilustrasi |
Sesudah minggu , adalah senin
hari kembalinya beraktifitas dalam sebuah rutinitas . Pagi itu hujan pun
seperti biasanya di bulan Desember turun hampir setiap hari , cuaca Jakata yang
biasanya cenderung pans di bulan ini sejuk . Pagi 5:30 wib dan diman sinar
mentari menembus celah-celah ruangan dan menyinari kamar yang membuka mata karena cahayanya begitu
peka menembus kelopak mata dan saatnya bangun untuk kembali ke sekolah. Sambil ku buka jendela “ sambil menghirup
nafas dalam-dalam”segarnya pagi ini . mengambil nafas dalam-dalam dan
mengelurkan secara beralahan-lahan.
Tapi harus berangkat lebih pagi
biar tak terkena hujan yang sepeti biasanya , sambil meminum air dingin sehabis
mandi agar tubuh tak kaget dingin ketemu dingin , ..segarnya.
Bangun bejalan menanggalkan kemalasan , mengengam
mimpi-mimpi kosong dan waktu aku gengam untuk menggapai mimpi seakan pergi
menjauh dari tangan yang ingin meraihnya. Selaras angin yang berhembus akibat
tekanan udara pagi ini yang Nampak awan sudah mulai memenuhi di atas cakawala
menutupi senyuman sang mentari . Udara dinggin belum sarapan ..ah jangan-jangan
nanti masuk angin tapi tidaklah masuk kelas saja. Terburu-buru di buru waktu
jadi tak sempat untuk sarapan pagi ini. Perut ini tak kompromi ring satu mulai
chaos tapi ring dua masih kokoh.
Pukul 7:00 wib jam menunjukan ,
walah aku masih on the way ke sekolah bukanya naik bus way loh, eh trans
Jakarta waktu itu belum ada, ingin berlari tapi tak terkejar juga , perut dan
tubuh mulai tergangu metabolismenya.
Sesampainya di depan sekolah
sudah menunjukkan pukul 7:25 wib telat lagi Karena ini hari senin ada upacara
bendera yang membosankan yang di
selenggakan untuk ritual keterpaksaan mengawali sesudah libur . sedikit cemas
di samping gerbang ternyata aku tak sendirian yang telat , kebetulanya ada teman
sekelas Ku yang rumahnya lebih jauh dari rumahku yang sepertinya telat juga.
Sebut saja Dewi namanya hmm, Dia hari ini nampak cantik sekali tapi bukan dengan sweater warna biru
langit kebangganya itu tapi dia memberiku roti gandum di saat menit terakhir di
ring tiga yang hampir chaos hahaha. Kau memang pantas di beri nama Dewi sebagai
penyelamat memberi makan saat yang tepat kata lainya lapar, tapi sering membuat
aku bertanya-tanya di dalam hati kenapa masih ada yang lapar. Pernah aku
bertanya seperti itu lalu di suruh diam dan di tertawakan . Di beri cap orang
aneh . Tak dirasakan waktu menggapai mimpi yang lahir dan konstruksikan oleh
lingkungan sekitar yang membentuk mimpi itu yang masuk ke alam bawah sadar dan
di filterkan untuk di pertimbangkannya didalam dewan redaksi namanya ego dan
finalnya super ego . Sekolah dan sekolah
merupakan sebuah rutinitas yang menyebalkan memberangus sedikit kreatifitas aku
ini untuk berekspresi , berbeda itu dilarang seragam adalah keharusan. Tekanan
untuk mendapatkan rangking oh, untungnya orang tua aku ini tak seperti yang
lainya menuntut untuk rangking lima
besar yang penting paham bukan nilai bagus untuk mendukung rangking yang bagus
1,2,3,4,5. tentu saja sekolah adalah menyebalkan pada saat itu dari taman
kanak-kanak sampai sekolah menegah atas . Mungkin dulu prinsip aku eh gue biar
tak terlalu formal “gue beda karena gue ada” mungkin dulu kebanyakan baca buku
kakak-kakak gue yang katanya belum pantas untuk di baca oleh anak yang lagi
cari tau apa lagi mencari jadi diri , lagi dalam massa perkembangan . semoga
hidup ini aku tak berjalan mundur tapi progreslah selalu.
Bersambung..
Tulisan ini kembali di tulis pada
saat hujan di pagi hari jadi ingat masa-masa sekolah berseragam putih abu-abu,
saat waktu dan suasan yang menghilang dan untuk mengobati nya jadi menulis
seperti ini. Mungkin sedikit beranjak melangkah dari pijakan bumi ini bukanlah
kisah nyata tapi sedikit di bumbui fiksi semata.
Thank’s sebelumnya
edwanov
0 komentar: