jalan buntu |
Di hari pertama berseragam putih
abu-abu, menuju sekolah dengan langkah yang
berat melangkah untuk menuju sekolah rasa malas bukanlah sebuah alasan
tapi hanya menjadi kambing hitam dari sebuah rasa kekecewaan Karena ini
bukanlah sekolah yang menjadi pilihan utama masuk sma tapi stm jurusan elektro
walau pun mesti menempuh ujian
kecerdasan dan fisik berhasil
dinyatakan lulus tapi sekolah teknik menegah tapi mungkin ini jalan yang telalu
berbahaya menurut orang tua jadi malah masuk sekolah yang gue sendiri ngak tau
bentuknya sialan , tak selamanya semua keinginan dapat di gapai. Akhirnya
menjadi anak sma hahaha gagal di sekolah teknik karena pada saat itu lagi
jamanya gila-gilanya musim tawuran
pelajar. Mau tidak mau terpaksa harapan kandas , akhirnya masuk sma yang asing,
jalannya baru sekali ke sana untuk melihat pengumuman untuk apalah namanya
ajang sok paling benar adalah senior lol lah , ini hal yang paling gue benci
tanpa ada kesetaraan sebagai manusia di
injak-injak, oh my God save me in bad situation .
Waktu berangkat , menuju sekolah
, hampir jam 7:00 teng, yap namanya juga langkah masih berat dengan sepatu yang
bukan gue pokonya harus pakai sepatu kantoran pantopel pake bawa karton dan
dinamain udah kaya mau jemput TKI di bandara soeta . walau dengan berat langkahnya tapi pasti ada
jalan pintas untuk mencapai sekolah nich, yap potong jalan cari gang sempit
menju arah diman sekolah berada ke kiri terus jalan pokoknya ke kiri terus ke
agak kanan ke kiri lagi , jalannya lupa
gawat sudah waktu menunjukkan jam 7 kelewat banyak tapi malah nyasar ngak
karuan dan bertuliskan di depan mata tembok penuh coretan dengan tulisan ‘MAAF JALAN BUNTU’ . akhirnya putar haluan
menuju jalan raya. hey, ho lets go to school . melewati gundukan sampah dengan
aroma khasnya mungkin kalau tiap hari nanti juga terbiasa. Sebetulnya ini
adalah tempat penampungan air situ atau masyarakat daerah sini nyebutnya empang
.
Naik turun dari gang ke gang dan keluar dari mulut gang jalan raya dan
tepat di pojok depan masjid itu adalah sekolah yang katanya masa sma lah masa
yang bahagia tapi fucking your hole lah . sudah telat di hari pertama mantaplah
pasti kakak kelas atawa senior yang menjadi hakim . jam 7:30 pas mantaplah
dengan berbagai alasan pos satpam pun lewat dan guru piket mengantarkan ke
kelas yang masih asing , telat maklum Jakarta macet , oh tak apalah . masuk
duduk di depan mantap sudah , anak bau eits baru yang datang telat Cuma gue
saja . Yang pertama gue perhatiin adalah anak-anak yang sedikit melenceng dari
norma umum lah kata orang2 dengan
streotipe anak bandal tapi kayakanya mereka duduk di posisi paling belakang ,
waduh salah posisi di situasi yang tak
mengenakkan , tak ada yang menarik kaum hawanya ada juga kakak-kakak kelasnya mantaplah untuk sedikit hiburan di saat yang
tak tepat , biasa yang kayak begini jadi
ajang cari gebetan. Sekolah ini yang gue
liat di hari kedua ada lagi anak baru sekolah ini ya sudahlah penampungan anak2
yang terdampar karena sudah berakhirnya liburan . yap’s sekolahan anak2 yang di
keluarin dari sekolahan ya atau pun telat untuk mendaftar . sekolah buangan
terpinggirkan stigmanya yang di berikan guru2 sekolah yang juga pada tawuran
tapi jual nama sekolah tetangga jadi keliatanya nggak pernah tawuran . sekolah
pabrik kekerasan betul di sekolah ini penuh intimidasi apa lagi soal
kepercayaan dan gue satu2 nya yang beda tapi ngak masalah buat gue tapi ada
sekelompok kecil yang bemasalah , mungkin paradigma yang menacap di benak
mereka adalah warisan dari rezim orba ya
, gitu deh . Diskriminasi tapi sekolah ini yang membuat gue jadi survive
melatih kebranian dalam mengambil keputusan dan yang tak di duga oleh Bapak Ku,
mendapat hasil ujian yang paling bagus di pelajaran fisika, sosilogi ,kewarganegaraan,
sejarah yang lainya sol , mi ..hahaha maklum sekolah Cuma kerjanya mencatat
buku sampai mampus, gurunya membosankan nggak pernah menerangkan , di sekolah
yang termajinalkan berbeda dengan situasi sekolah ini puluhan tahun yang lampau
sekolah ini katanya adalah salah satu sekolah terbaik tapi nggak pernah
mempertahankan kualitas itu cepat puas diri mungkin. Mungkin ini sekolah yang
tetap pas untuk gue sma, bapak gue udah pensiun pas lah sekolah proletariat
dari pada nggak makan bangku sekolahan hahahaa. Ayo, sekolah katanya udah lulus
dapet kerja tapi nggak dapet2 lalu terus lanjutin ke perguruan tinggi nggak
sampai ke situ rencana gue pas itu masuk
sekolah kejuruan , lulus langsung kerja
tapi kenyataan berkata lain, ijasahnya tak laku kebanyakan manusia dan
persaingan yang cadas kata dono warkop “Jakarta kota keras , kalah saingan bisa
tertindas” . kenyataan jadi anak SMA ,
sekolah merupakan sebuah mimpi buruk semenjak umur gue telah siap untuk
memasuki taman kanak2 , sekolah merampas
kebebasan, meneror dan dogmatis, sebuah dogma dan bastrad lah ..
Bersambung …
edwanov
0 komentar: