Terkadang sebuah harapan
yang di bangun di tepi pantai di hancurkan oleh terpaan gelombang tapi , terus
membuat kembali harapan dan harapan dari pasir pantai ini yang terlalu rapuh di
terpa gelombang sebab masa depan tidaklah tertulis. Langit pecahkan kesunyian
dengan senyuman awan di sambut oleh gemuruh petir dengan selalu mengedipkan
kilatannya, detik ini di titik sudut yang sama masih seperti seminggu yang lalu
ketika hati ini meradang sebuah kerinduan akan sebuah kekacauan dan penuh cinta
di jalanan perayaan sebuah kebebasan sebuah harapan baru dari hidup di antara
batas kematian dan kehidupan terbelenggu sistem kapitalisme begitu kuat dengan
dahan yang sudah mulai menguning di atas tanah kering di kelilingi cctv yang
mengintai aktifitas kita sehari-hari. Dan Ketika Angin
menciumi ku setiap pagi dengan mentari, membawa pesan yang sama dari mu. Rindukan aku dengan sebuah ledakkan kemarahan seorang budak yang terlalu penurut
tercekik hasrat yang mengimaji yang selalu di pentaskan di depan mata yang
menggoda, Semua ada waktunya seperti kita mau B A B (buang air
besar/beraak) waktu perut kita terlalu penuh dan ketut terlalu bau menyenggol
tai kita. Seperti dulu kita dipertemukan, dan semoga kelak akan dipersatukan di
dalam sebuah pengharapan dijalanan bersama-sama menari seperti nietzche di
dalam nihilismenya.
Jika bagimu kebersamaan
kita tiada berarti, maka biarkan aku terus merindumu dalam diamku sendiri. Dan
diam selalu menunggu dan saling menunggu-nunggu , siapa akan yang memulai
terlebih dulu. Jika bukan aku yang kamu inginkan, maka biarkan aku terus
berharap akan ada kita dalam rencana Tuhan. Tapi kalau bukan kita yang
melakukan Cuma tuhan yang memberi inspirasi itu bagi yang masih percaya Tuhan
dan kalau tak percaya bukan masalah. Aku ingin kamu menjadi tulangku, yang
kelak akan lapuk dan melebur dengan darahku. Mendesir mendidih meledaklah
dengan pengharapan kehidupan baru di atas puing-puing ketidak pastian dan tak
perlu terlalu serius untuk gurauan ini dalam menghidupkan, hidupmu. Rindu mana
lagi yang mampu aku kesampingkan, jika menatap senyummu sungguh melegakan di
bumi tanpa penindasan, dan aku ingin melihatmu tersenyum seperti dulu tanpa
sebuah harapan, suatu harapan yang kembali terlihat dari sebuah senyuman penuh
harapan yang tak akan pernah padam lagi.
Komazine #12 –smile_ November 2012 * edwanov
0 komentar: