donna nobis pacem |
Pada suatu
ketika , di hari ini segala sesuatu yang tak terduga, mungkin apa sebuah teori
konspirasi yang tekadang berbau busuk sekali dan selebihnya sudah terbiasa, bisa
karena terbiasa dengan bau hahaha. Mirip dengan kampanye politisi yang serba
busuk. sudahlah jam sudah pukul 6:30 pagi, lewat di dalam layar handphone. Di
jalanan pagi ini di atas jalanan ibu kota yang terkadang menjadi alas tidur
yang panjang dengan kelelahnya dan semerawudnya jalanan Jakarta ini di dalam
taxi . tiba-tiba rem mendadak membangunkan dari tidur yang melelahkan ini.
Hampir saja supir taxi ini menabrak mobil yang hendak berbelok …ahh lagi-lagi
masalah di awal hari. Tak beberapa lama sesosok perempuan muda turun menghampiri
dengan muka yang nampak kesal sekali wajar apa yang di alaminya dengan
penyoknya body mobil keluaran eropa itu, tapi itu buat ku nampak tak asing.
Dengan kulit yang khas sedikit terbakar matahari. Nampak masih seperti dulu
walau sekarang, kulit putih menjadi pilihan. Dan karena kita saling mengenal
dan selamatlah supir taxi ini dan yang penting hari ini bisa gratisan naik taxi
dan ketemu teman lama yang sepesial seperti nasi goreng pake telor. Dan tetap
menarik seperti magnet. Tarik menarik antara kubu negative dan positif.
Moment
yang tak di sia-siakan lagi segala macam urusan batal detik ini juga, hari ini seharian. Hari ini untuk malas hahaha.dan
mengenang yang berlalu. Dengan teman yang masih semanis masih seperti dulu dan
ceria seperti masih masa yang lampau.
Di akhir
perbincangan, waktu di hand phone tertera dengan jelas pukul dua belas
waktu tengah malam. Memang tak terasa mungkin ini pertemuan yang cukup
singkat. Aku bertanya, mengapa ia tampak begitu antusias—walaupun
gelisah—dengan topik yang agak seperti seorang polisi aku sedang
mengintrogasinya. Ia hanya tersenyum dengan manisnya masih seperti dulu dan
menyibakkan rambutnya yang kini ia
biarkan tumbuh memanjang dan nampak lebih anggun. Lima menit. Lima belas menit.
Mungkin lebih dari itu. Aku hanya bisa menatap layar ponselku, yang telah
menjadi gelap dan menjadi kosong. ..Door “ kenapa kembali melamun, Ada yang di
pikirkan” ah , tidak “Cuma jawaban singkat, yang keluar dari mulut ini ”
kamu
juga tak pernah mengatakannya pada Ku. Ironis memang karena Kamu dapat
mengumbar ribuan kata cinta untuk siapapun, tapi justru tidak bagiku. Aku tak
pernah mampu menemukan kata-kata yang tepat juga untuk menggambarkan perasaanku
padamu, tapi aku tau kau adalah wanita seharusnya Aku sadar dari dulu yang
seharusnya memulai mengatakanya seharusnya, Aku yang mengatakanya. Toh semuanya
sudah terasa basi dan tak begitu penting lagi saat ini, memang, karena
segalanya telah berlalu, terlalu lama. Tapi seandainya saja engkau tahu, betapa
penderitaan di dalam sebuah penyesalan diriku kini, hanya karena aku terkadang
merindukanmu untuk melihatmu sebentar saja dan mendengar segala macam keluh
kesah hidupmu. Tapi sudahlah itu sudah lewat terlalu jauh. Tapi kenapa baru
hari ini terucap kata cinta itu pun Kau yang katakan. Memang sudah lewat tapi Kau
yang berani ungkapkan rasa dan lepaskan semua malam ini, yeah .
Sudahlah
cukup, dan simpan saja rahasia ini Cuma Kita berdua saja, karena banyak yang
mereka tak mengerti. Lembar demi lembar
kejadian yang lampau, kenangan Cuma menjadi sebuah kisah yang lalu bahkan
menjadi selalu manis untuk di kenang kembali. Simpan saja cerita ini tak perlu
semua kita tumpahkan malam ini.
Sudah
lama kita bersama entahlah . entah sampai kapan ya, Aku tak tahu ya Aku tau.
Aku hanya tahu betapa sakit rasa rindu mu kepada ku yang terus mendera. Ada
nyala api dirimu akan terus kuhidupkan dalam sebuah sudut mungil dalam
jantungku. Ruang yang pernah, dan akan selalu, menjadi ruangan khusus untuk Mu,
yang masih sama seperti yang dulu. Walau mungkin kau tak bersedia lagi untuk
tinggal di dalamnya di ruangan sudut terkecil di dalam jantung ini. Walau
mungkin terlalu mungil dan aku tahu itu tidak cukup dan terlalu sesak. Mungkin.
Aku juga tak tahu. Aku hanya tahu bahwa ruangan itu akan tetap jadi milikmu,
sebagaimana aku tak pernah dapat berhenti mencintaimu dan cinta bukanlah cinta yang
penuh egois. cinta yang paling tinggi bukanlah untuk dimiliki tapi di berbagi
untuk sesama.
Cinta
adalah sebuah rumah kebebasan dimana orang dapat mengekspresikan sebuah
kenyataan apa yang dirasakan dan dilihatnya tanpa ada sebuah sandiwara belaka. Dengan
muka penuh topeng dan senyuman penuh kegetiran, ironis antara keinginan dan
kenyataan penuhi polesan make over yang semakin tebal di atas dahi yang menghitam.
Apa cuma sebagai status apa pelarian belaka dari ketidak damaian.
Tidakkah
kau dengar aku memanggil namamu malam ini! Ketika aku mencium bau hujan Aku pun
kembali teringat masa lalu dengan jelas melewati malam ini. Bagaikan hujan ,
bagaikan mawar penuh duri segengam kenangan yang serasa seperti segelas teh yang
manis kebanyakan gula.
You know the day destroys the night,
Night divides the day,
Tried to run, tried to hide,
Break on through to the other side!
Night divides the day,
Tried to run, tried to hide,
Break on through to the other side!
Break
On Through (To The Other Side) - 1967
Anda tahu hari menghancurkan malam,
Malam membagi hari,
Mencoba untuk menjalankan, mencoba bersembunyi,
Beristirahat melalui ke sisi lain!
Malam membagi hari,
Mencoba untuk menjalankan, mencoba bersembunyi,
Beristirahat melalui ke sisi lain!
Detik demi detik seakan tak memiliki
tepi terkadang sendu ada terkadang ceria dalam kepingan waktu tercetak dalam
ingatan yang panjang. Sepanjang malam ini mencoba menemani dan memeluknya
kembali. Kukira Cuma aku yang masih menyimpanya tetapi kau juga masih
merawatnya. Malam terlalu cepat beranjak hari. Matahari kian tampak dan
berakhir , kembali ke pada masa ini masa kini. Yang lalu tetaplah adalah hari
ini dan hari ini adalah masa depan adalah chaos.
donna nobis pacem (berilah kami damai)
~edwanov
0 komentar: