Malam ini memandang langit malam yang tanpa bintang. Bulan pun di selimuti awan tebal, timbul tenggelam tertiup angin seakan sinar bulan mengikuti irama alam dengan nyanyian malam yang penuh ke khasanya. Tanpa lolongan srigala yang terpencar dari kerumunanya, menjauh dan menepi bertahan hidup dalam kelompok2 kecil . Tampak langit malam ini tak menunjukan bintang. Selimut awan mendung membuat langit gelap tampak ghotik. Bintang tak menampakkan seakan tak mau menemani malam , menghiasi langit yang kelam. Malam semakin larut seakan terlena oleh pemandangan langit malam yang tanpa bintang …
Pagi menjelang mentari seakan begitu cepat ingin menampakan dirinya menyambut hari yang baru. Sekelebatan dan suara surau di dini hari begitu mengema di sambut dengan kesunyian yang senyap dalam istrirahat . Begitu damai dalam memandang langit di waktu malam di tempat yang sedikit untuk menatapi dan meratapi langit di malam hari.
Bulan ramadhan yang begitu hilang dari kebiasaaan , kini jarang terdengar suara orang-orang yang membangunkan untuk tak lupa saur secara berjamaaah di kampung ini baru terdengar di hari pertama dan kedua selanjutnya kembali jam weker atau pun alarm HP yang membangunkanya. Sahur sudah waktunya kehilangan suasananya. Dalam keheningan orang-orang menikmati jam makan sahurnya hanya di temani televisi , notebook , blackberry atau hp seakan mereka pengganti arak-arakan ala ramadhan yang kini kian menghilang . Solidaritas social saling membantu dan tolong menolong untuk sebuah kebersamaaan . hilangnya teriakan sahur di sudut-sudut ibu kota.
Edwanov
12 agustus pagi 2011
0 komentar: