Nyatakan padaku perasaan itu , coba kau ulangi aku tersentak oleh getaran kimiawi di dalam tubuhmu menyentuh auraku.
cinta adalah reaksi kimiawi di dalam otak yang memberikan rasa bahagia dan adictif.
begitu indah menapa ka endam rasa itu dalam hati sanuarimu . aku suka dirimu , ah.. kalau saja pada saat itu tak kau katan cinta dulu di depan patung Yesus dan di saksikan foto lenin “ ya…aku jawab oke.. ya , kenapa tidak aku juga punya rasa yang sama “
ketika cinta hadir mengapa semua menjadi penuh warna
gelisah menuggu pagi dan kemudia terlelap di dalam maligai nan indah “aku ingin selalu bersama mu
“ I miss u … tak lama aku sms sebelum ku bertemu di alam mimpi.
ketika mentari menyingsing aku sudah dahulu terbangaun dan menggerakan badan dan begitu semanagatnya diriku enyambut pagi dengan derap langkah lagu menitip mati….
sosialisme telah datang !!
Pagi begitu memberi semangat melihat para pedagang kaki lima yang tinggal dari beberapa blok rumahku , mereka sedang mempersiapkan gerobak-geobaknya yang penuh dengan dagangan berbagai macam ada pedagang bubur nasi , kacang hijau dan teman nya ketan hitam.
penggalan derap langkah hari ini penuh dengan rasa bahagia yang adictif menerpa tubuh dan pikran ini yang sedang melayang terbawa senyum dirimu lewat foto di facebook mu, bibir merahmu membuatku penuh dengan romantic revolusioner di lautan massa.
Menggebu-gebu untuk berlanjut pada kehidupan yang lebih adil bagi semua.
Bulan sepember yang mekar di bulan agustus
oh, dipenuhi api semangatmu di dalam jiwaku ku resapi merasuki darah ini mendesir melihat begitu
kejamnya kaum pemilik modal yang mengeksploitasi buruh .
yang dicuri nilai kerjanya.
merah mengelora darah ini
seluruh tubuh
dirimu penuh dengan letupan revolusi yang
begitu romantic
kau adalah benih-benih bunga yang tumbuh pada saat masa revolusi
kata-katamu seperti percikan api
aapi membuat darah aku bergelora di samudra
saat bahu kiriku tersentuh tubuhmu menyentuh dadaku
jantungku berdegub begitu keras berlari mengejar sosialisme
tubuh ini rasanya tak begerak…
gerakan ku tiba-tiba terhenti
ah kau cinta meneyetrum ku
ayunan langkahku penuh dengan iringan lagu internasionale
Bukan-bukan hujan yang selalu di temani. Teman setianya pelangi pada saat setelah hujan yang telah reda.
tapi mana ada pelangi di hari-hari ini yang menemani hujan yang telah reda tanpa pelangi
semuanya hilang … terkubur beton-beton dan kilauan kaca-kaca yang menyilaukan lengkap sudah tercium aroma knalpot kendaraan bermesin yang menyesakan dadaku
hujan datang dan terbitlah kemacetan , jalan-jalan di genangi air .
Saling serobot dan mesin-mesin pun mati di genangi air masuk melalui celah-celah kecil…
Hai, laki-laki yang arogan dan diselubungi kebimbangan ‘duduk tersenyum bernanyi pelanggi katanya di mata- mu’,. Apaka kau bimbang tertendang Pak Bambang. Laki-laki angkuh nan bimbang itu kepalanya di tumbuhi dengan pohon beringin dan tepat di ujung ranting gagak hinggap dan berlindung di antara kerimbunan pepohonan yang sudah beruarat akar sampai kedasar tanah sampai-sampai lelaki angkuh penuh kebimbangan tak bisa bejalan, baik maju maupun mudur . Lelaki angkuh dan penuh kehati-hatian sebab ia adalah seorag peragu yang ingin nampak perfecsionis dan ingin di anggap seorang idola tetapi lelaki itu sebenarnya Sangat BerbahaYa sekali di dalam negeri ini . Akar-akarnya menghisap seluruh isi perut bumi demi menyuburkan dan merindangkan daun-daun untuk para binatang-binatang yang berteduh di bawah pohon beringin yang tumbuh di atas kepalanya lelaki angkuh dan peragu. Di tumpangi garuda bondol yang kian hari semakin ringgkih, lelaki yang di kepalanya tumbuh menjalar akar-akar pohon beringin yang semakin rindang tumbuh di atas kepala lelaki yang penuh dengan kebimbangan. Lelaki yang kepalanya tumbuh pohon berigin yang sangat rindang selalu saj menghisap kekayaan alam di negeri yang panasnya tak terlalu panas dinginya tak terlalu dinggin. Tanahnya subur kaya mineral,emas dan lainya , lautnya di hidupi milyaran ikan berbagai jenis. Di tanah suarga nusan antara lain itulah dimana negri yang di tempati lelaki yang tumbuh di atas kepalanya pohon beringin yang semakin rindang dari hari ke hari yang selalu menghisap dan menindas penduduk negeri demi kemakmuran dan kekuasaan kelasnya sebagai penguasa borjuasi nasional yang penurut kepada paduka yang kurang lebih mulia Neo Liberalisasi.
Masih tersisa kah pelangi terakhir setelah hujan yang reda di penghujung kemusnahan dan di ambang ajalnya berhala kapitalisme antara hidup dan matii … apa menuju keabadian yang semakin mengokohkan hegemoni yang terus menghalusiansi akan buah busuk dengan varitas baru yang kian menggoda untuk pemujaan terhadap akumulasi modal.
edwanov
0 komentar: