photo doc edwanov _jalan kimia street photo |
Selamat malam jalan kimia sudah lama tak berkunjung bukan
pandemi tapi memang jalan kimia setelah pinggir kali dijadikan taman menjadi
jalanan yang sepi seperti jalan sekitaran Menteng tak ada lagi kehidupan. Jalan
menjadi teratur tapi tak bernyawa, terlihat rapi tapi penuh kekacauan tumpah
tindih bau harum yang membeku. Siang hari terlalu terik membakar kulit
pepohonan kian lama semakin jarang ada yang rindang untuk sededar duduk di
antara rimbunya dedaunan yang menghalangi teriknya matahari saat siang cerah
bersinar.
Malam menjadi saat yang teduh dan semakin sepi di pusat Jakarta. Malam datang dan anjal (anak jalanan) biasanya datang hanya untuk absen ke emaknya jalan kimia tapi kebiasaan ini semakin lama menghilang di gerus laju Jakarta yang rapid dan tertib katanya lebih manusiawi. Manusia yeah bukan cuman dengan senyum standar yang mengucapkan terimakasih atau selamat datang dengan irama semakin lama mirip suara mbak atau mas google. sudah tidak ada lagi sapaan yang hangat para kondektur bus kota yang tak pernah bosan menarik ongkos kepada penumpang walau bayar tidak sesuai tarif bus kota dengan alasan yang khas “ Depan Bang ,biasa Metropole/Megaria kirii ”. PPD Dari arah Timur Jakarta atau barat bus ini melitas mendekatkan tali silahturahmi dan titik temunya di Jakarta pusat ini katanya kawasan elit hehee Mentang eh.. Menteng yang kini kalah sama anak selatan yang menjadi trendsetter Whatever ..lah.
doc edwanov bemo di jalan |
Megaria berhenti tapi kini transjakarta yang mengantarkanya
walau sejuk dengan pendingin tapi menjadi bosan beda kalau naik PPD yang mirip
pasar malam bisa berbincang dengan berbagai macam orang yang unik. Di busway ..eh
transjakarta biasanya mayoritas mandangin smartphone dan ada beberapa yang
terlalu lelah atau juga dengan alasan tak mau beradu pandang lebih memilih
memejamkan mata pura-pura tidur karena perjalanan memang menjadi membosankan
apalagi untuk rutinitas tiap hari mengarungi jalanan ibu kota yang penuh dengan
rasa saling curigala “ehe ,hehehe”.
doc edwanov _anjal dan emaknya |
Saat malam tiba singgah di Ibu kota tepatnya di jalan kimia
yang kehilangan angkutan umum legendaris kebanggan warga pinggir jalan Kimia
warisan Bung Karno dengan pehelatan GANEFO. Apalagi dengan harga cukup layak di
kantong rakyat jelata. Harga murah yang diusungnya, jadilah bemo bagian dari
kendaraan favorit rakyat dahulu kala. Bemo yang biasanya parkir di pinggir
jalan disamping tenda pedagang kaki lima. Bemo tergusur digantikan angkutan
yang mirip kancil tapi pengemudi bemo semakin lama juga meninggalkannya dan beradaptasi
menjadi supir taxi online. Semua serba online tapi kalau ngak punya kuota
internet jadinya offline. Offline saatnya menyapa para penduduk setempat di
jalanan ini yang masih sama tapi semakin senyap akibat terlalu lelah berkejaran
mencari sesuap nasi dan sekilo berlian untuk tabungan naikin Haji sambil bayar
cicilan beli pulau impian hahaha mimpi orang pinggir jalanan berharap pada
undian yang selalu dikenang SDSB .
0 komentar: